Transformasi Pengelolaan Sampah*


*Dimuat di RADAR TEGAL, 23 Februari 2018

Sejak dulu hingga sekarang, masyarakat, baik di desa maupun di kota masih membuang sampah (sembarangan) di tempat-tempat umum. Kebun, sungai, dan lainnya adalah tempat favorit bagi masyarakat untuk membuang sampah. Padahal sudah ada tempat sampah yang disediakan walau pun dalam jumlah yang kurang memadai.

Jika dulu sampah hanya seolah menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat kota saja, maka kini sampah juga menjadi persoalan yang dihadapi masyarakat desa. Anggapan ini muncul karena masyarakat desa selama ini relatif memiliki cara mengatasi persoalan sampah yang berbeda dengan masyarakat kota. Sampah di desa lebih banyak dibuang di kebun atau dibakar. Pembakaran sampah mungkin adalah sebuah solusi walaupun upaya tersebut merupakan upaya mengatasi masalah sampah dengan masalah baru yaitu polusi.

Urgensi Pengelolaan Sampah

Data BPS tahun 2016 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Tegal sebanyak 1.429.386 jiwa. Perkiraan produksi sampah per hari adalah sebesar 458 m3. Adapun volume sampah yang dapat terangkut adalah sebesar 289.89 m3. Sampah tersebut terdiri dari 47% sampah plastik, 21,50% organik, 12% kertas, dan sisanya terdiri dari kayu, kain, karet, kulit, metal, logam, kaca, dan lain-lain. Jumlah sampah yang sangat banyak tersebut tentu memerlukan pengelolaan yang baik.  Continue reading

Bank Sampah Nurul Hikmah Tuwel Bojong Tegal


Di tengah masyarakat baik di kota maupun di desa, jamak ditemukan mereka yang membuang sampah sembarangan seperti di kebun belakang rumah, tanah pekarangan yang tidak dipakai, dan yang paling sering di kali atau sungai. Perilaku membuang sampah sembarangan tersebut telah membudaya dan biasanya sulit untuk diubah. Sampah yang dibuang sembarangan terus menumpuk. Di kemudian hari, sampah akhirnya menjadi persoalan. Masyarakat kemudian cenderung menyalahkan satu sama lain. Sampah menjadi persoalan tak terpecahkan.

Persoalan serupa juga terjadi di Dukuh Tere Tuwel Kecamatan Bojong Kabupaten Tegal. Warga terbiasa membuang sampah di kebun dan kali jika tidak membakarnya. Berangkat dari adanya kesadaran bahwa sampah adalah persoalan dan perlunya pengelolaan sampah, warga Dukuh Tere berinisiatif untuk mengelola sampah dengan mendirikan Bank Sampah Nurul Hikmah pada akhir tahun 2013. Continue reading

Babak Baru KNPI Tegal


Kepengurusan baru Dewan Pengurus Daerah (DPD) Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Tegal 2015-2018 telah resmi dilantik pada Rabu, 16 September 2015. Di bawah komando Ketua Umum Syamsul Falah, kepengurusan KNPI ini adalah kepengurusan dengan wajah baru. Tampuk kepemimpinan KNPI yang sebelumnya berada di tangan birokrat kini beralih ke tangan non birokrat.

Wajah baru ini bukan hanya ada di tingkatan pimpinan. Kepengurusan KNPI didominasi oleh pemuda-pemuda yang secara usia berada di bawah 30 tahun. Usia definitif pemuda sesuai Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan.

Peralihan kepemimpinan pemuda dari birokrat ke non birokrat dan wajah-wajah muda yang mengisi kepengurusan merupakan komposisi yang digadang-gadang mampu menjadi harapan baru masa depan pembangunan kepemudaan di Kabupaten Tegal.  Continue reading

Wajah Tegal dalam Kartu Pos


image1 (1) image1

Pada Juni 2015 terbit buku berjudul “Kota di Djawa Tempo Doeloe” karya Olivier Johannes Raap yang diterbitkan oleh Kepustakaan Populer Gramedia (KPG).  Kelahiran buku ini didasari oleh koleksi kartu pos pribadi milik Olivier pada periode1900-1950. Pada 2013 telah terbit 2 buku berjudul “Pekerdja di Djawa TempoDoeloe” dan “Soeka Doeka di Djawa Tempoe Doeloe” yang juga menggunakan kartu pos sebagai media dokumentasi.

Kartu-kartu pos milik Olivier didapatkan dari berbagai sumber. Ada yang didapatkan dari hasil tukar menukar dengan kolektor lain, pasar loak, toko barang bekas, pasar buku, bursa filateli, lelang internet, dan pedagang khusus. Buku setebal 340 halaman ini menampilkan sebanyak 277 kartu pos koleksi Olivier akan mengajak pembaca pada sejarah 44 kota di Jawa. Kartu pos yang ditampilkan dalam buku disertai dengan penjelasan singkat foto.

Salah satu kota yang disebutkan dalam buku ini adalah Tegal. Dalam buku ini Tegal ditampilkan sebanyak 3 kali. Lokasi di Tegal yang disebutkan dalam buku ini yaitu Benteng Tegal, Pasar Sore, dan Kantor Tol. Secara berurutan ketiga lokasi tersebut, sebagaimana ditulis Olivier, adalah sebagai berikut: Continue reading